Ogoh-Ogoh “Pertiwi Anggugat,” Seruan Jaga Kelestarian Alam Bali

Ogoh-Ogoh “Pertiwi Anggugat,” Seruan Jaga Kelestarian Alam Bali

Ogoh-Ogoh “Pertiwi Anggugat,” Seruan Jaga Kelestarian Alam Bali

Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi yang sangat populer di Bali. Setiap tahun, sebelum hari Nyepi, masyarakat Bali membuat patung-patung raksasa yang disebut ogoh-ogoh untuk kemudian diparadedkan sebelum dibakar sebagai simbol dari membersihkan diri dari energi negatif. Namun, tahun ini ada ogoh-ogoh yang sedikit berbeda dari yang lain, yaitu ogoh-ogoh “Pertiwi Anggugat.”

Ogoh-ogoh “Pertiwi Anggugat” merupakan karya dari seniman Bali, I Wayan Gerudug. Patung raksasa ini memiliki bentuk yang unik dan menarik, dengan wajah yang menyeramkan namun juga indah. Ogoh-ogoh ini juga memiliki pesan yang sangat penting, yaitu seruan untuk menjaga kelestarian alam Bali.

Dalam budaya Bali, Pertiwi atau Bumi dianggap sebagai ibu dari segala kehidupan. Namun, dengan semakin meningkatnya pembangunan dan urbanisasi, alam Bali semakin terancam. Pohon-pohon ditebang, sungai-sungai tercemar, dan hewan-hewan kehilangan habitat mereka. Ogoh-ogoh “Pertiwi Anggugat” ingin mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar.

Melalui karya seni ini, I Wayan Gerudug ingin menyampaikan pesan bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam Bali. Kita harus berhenti merusak alam dan mulai melakukan tindakan-tindakan kecil namun signifikan untuk membantu menjaga keindahan dan keberagaman alam Bali.

Ogoh-ogoh “Pertiwi Anggugat” tidak hanya sekadar patung raksasa yang indah, namun juga merupakan simbol dari kepedulian dan cinta akan alam Bali. Semoga dengan adanya ogoh-ogoh ini, masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Jaga alam, jaga Bali, jaga kehidupan.