Ketika teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin berkembang, banyak instansi pemerintah di seluruh dunia mulai menggunakannya untuk membantu memecahkan berbagai masalah, termasuk dalam bidang penegakan hukum. Namun, seringkali terjadi kesalahan dalam penggunaan AI oleh penegak hukum, seperti yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat.
Baru-baru ini, terdapat beberapa kasus di AS di mana penegak hukum menggunakan AI untuk menangkap orang yang diduga melakukan kejahatan. Namun, dalam beberapa kasus, AI tersebut keliru mengidentifikasi orang yang tidak bersalah sebagai pelaku kejahatan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kesalahan yang mungkin terjadi dalam penggunaan teknologi AI di bidang penegakan hukum.
Salah satu contoh kasus yang menunjukkan kesalahan dalam penggunaan AI oleh penegak hukum adalah ketika seorang pria kulit hitam ditangkap karena diidentifikasi oleh sistem pengenalan wajah sebagai pelaku kejahatan, padahal sebenarnya ia tidak terlibat dalam kejadian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sistem AI tersebut belum sepenuhnya akurat dalam mengidentifikasi orang berdasarkan ciri fisik mereka.
Kesalahan dalam penggunaan AI oleh penegak hukum bukanlah hal yang baru, namun kasus-kasus seperti ini semakin menunjukkan perlunya regulasi yang ketat dalam penggunaan teknologi AI di bidang penegakan hukum. Regulasi yang jelas dan ketat dapat membantu mengurangi risiko kesalahan dalam penggunaan AI oleh penegak hukum dan memberikan perlindungan bagi warga negara dari penangkapan yang tidak adil.
Selain itu, penting bagi penegak hukum untuk terus melakukan pelatihan dan pendidikan terkait penggunaan teknologi AI agar dapat menggunakan teknologi tersebut dengan benar dan efisien. Dengan demikian, penegak hukum dapat memastikan bahwa penggunaan AI dalam penegakan hukum dapat memberikan hasil yang akurat dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian, penting bagi penegak hukum di AS dan negara lainnya untuk belajar dari kesalahan yang terjadi dalam penggunaan AI dan terus meningkatkan regulasi serta pelatihan terkait penggunaan teknologi AI dalam penegakan hukum. Hanya dengan demikian, teknologi AI dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam penegakan hukum tanpa menimbulkan risiko kesalahan yang dapat merugikan masyarakat.